Sedang dipaksa menghadapi sebuah tantangan yang besar? Peneliti dari Belanda menyarankan kita untuk berjalan ke belakang.
"Ketika kita dihadapkan oleh situasi yang berat, melangkahkan kaki ke arah belakang dapat meningkatkan kemampuan kita untuk menghadapi masalah tersebut dengan lebih efektif," tutur Severine Koch, PhD dan timnya yang bekerja untuk departemen psikologi sosial dan budaya dari Radbound University Nijmegen di Belanda.
Para peneliti tertarik melihat pengaruh dari gerakan ‘mendekat’, seperti berjalan maju atau menarik sesuatu mendekati kita, serta pengaruh dari gerakan ‘menghindar’, seperti menjauh dari sesuatu, terhadap fungsi mental manusia.
Dalam studi, tim menemukan bahwa tubuh dan pikiran kita lebih waspasa ketika melakukan gerakan ‘menghindar’. Sehingga mereka mencoba teori tersebut untuk diuji pada 38 pelajar di Radboud University Nijmegen.
Setiap relawan diminta mengikuti tes yang mengharuskan mereka membaca huruf berwarna, seperti merah, yang kadang dituliskan dengan warna yang benar (seperti huruf mereh ditulis dengan tinta merah), dan terkadang dituliskan dengan warna yang berbeda (huruf merah ditulis dengan tinta biru). Lalu, para pelajar diminta untuk menyebutkan warna dari tinta dari tiap huruf secepat mungkin. Dan, mereka harus melakukan tes ini sambil berjalan ke depan, belakang, dan ke samping.
Ketika tes yang mudah dilakukan, yaitu saat huruf dan tintanya sama, waktu reaksi yang dibutuhkan untuk menjawab jawaban yang benar sama-sama bagus, baik ketika pelajar berjalan ke depan, belakang atau ke samping.
"Ketika kita dihadapkan oleh situasi yang berat, melangkahkan kaki ke arah belakang dapat meningkatkan kemampuan kita untuk menghadapi masalah tersebut dengan lebih efektif," tutur Severine Koch, PhD dan timnya yang bekerja untuk departemen psikologi sosial dan budaya dari Radbound University Nijmegen di Belanda.
Para peneliti tertarik melihat pengaruh dari gerakan ‘mendekat’, seperti berjalan maju atau menarik sesuatu mendekati kita, serta pengaruh dari gerakan ‘menghindar’, seperti menjauh dari sesuatu, terhadap fungsi mental manusia.
Dalam studi, tim menemukan bahwa tubuh dan pikiran kita lebih waspasa ketika melakukan gerakan ‘menghindar’. Sehingga mereka mencoba teori tersebut untuk diuji pada 38 pelajar di Radboud University Nijmegen.
Setiap relawan diminta mengikuti tes yang mengharuskan mereka membaca huruf berwarna, seperti merah, yang kadang dituliskan dengan warna yang benar (seperti huruf mereh ditulis dengan tinta merah), dan terkadang dituliskan dengan warna yang berbeda (huruf merah ditulis dengan tinta biru). Lalu, para pelajar diminta untuk menyebutkan warna dari tinta dari tiap huruf secepat mungkin. Dan, mereka harus melakukan tes ini sambil berjalan ke depan, belakang, dan ke samping.
Ketika tes yang mudah dilakukan, yaitu saat huruf dan tintanya sama, waktu reaksi yang dibutuhkan untuk menjawab jawaban yang benar sama-sama bagus, baik ketika pelajar berjalan ke depan, belakang atau ke samping.
Tapi, hasil yang berbeda terlihat ketika tesnya menjadi susah (huruf dan tintanya tidak sama). Pelajar yang berjalan mundur ternyata memiliki waktu reaksi untuk menjawab yang benar lebih cepat. Sedangkan untuk yang berjalan maju dan ke samping menampilkan hasil yang hampir sama.
Berdasarkan hasil tersebut, Koch dan tim menyimpulkan bahwa pergerakan ke belakang ternyata menunjukan pemicu mobilitasi daya kognitif yang sangat kuat. Tapi, jangan lakukan ini secara sembarangan. Karena keamanan tetap no.1! Pastikan tempat yang kita pilih untuk berjalan mundur benar-benar aman.
Sumber : http://kedooon.blogspot.com/2010/10/jalan-mundur-bisa-tajamkan-pemikiran.html
Posting Komentar untuk "Manfaat Jalan Mundur"